Laporan Redaksi
Blora, PANI News.- Penelitian siswi SMA N I Cepu di Situs Mbah Ndoro Balun Kelurahan Balun Kecamatan Cepu Kabupaten Blora pada 12/10/2024.
Tim peneliti dari SMA N I Cepu, yang beranggotakan 5 orang, namun yang bisa hadir baru 3 orang tersebut, langsung menemui Juru Kunci Situs Mbah Ndoro Balun, Mbah Yon sapaan akrabnya.
Juru Kunci Situs Mbah Ndoro Balun, Mbah Yono juga turut didampingi Pendamping Hukum Situs Mbah Ndoro Balun, Advokat Budi Prayitno S Hi, dan didampingi Ketua Pasukan Adat Nusantara Indonesia Provinsi Jawa Tengah, RB. Suryono Mertakusuma.
Dalam kesempatan tersebut, Rida dari tim SMAN I Cepu bertanya kepada Juru Kunci Situs Mbah Ndoro Balun, tentang Siapakah Sosok Mbah Ndoro, yang langsung di jawab Mbah Yon, "Mbah Ndoro merupakan leluhur keluarga kami, selain nama Mbah Ndoro juga ada nama lain yaitu, Pangeran Anom/Penjaringan/Kyai Mbalun yang merupakan putra dari Sultan Hadiwijaya atau Joko Tingkir, mungkin untuk lebih lanjutnya silahkan pak Budi untuk menceritakan tentang Mbah Ndoro, dimana pak Budi ini merupakan Pendamping Hukum dari Situs Mbah Ndoro Balun". Ungkap nya.
Kemudian, Advokat Budi Prayitno S Hi, menjelaskan Sejarah Sosok Mbah Ndoro, dengan sumber sejarah yang terungkap saat pendataan Cagar Budaya Situs Mbah Ndoro Balun oleh Dinporabudpar Blora pada tahun 2020.
"Dalam buku ini tertulis, Awal makam Mbah Ndoro berada di tepi Sungai Bengawan Solo, kemudian pihak keluarga Juru Kunci dimimpiin, tentang Makam Mbah Ndoro yang ingin dipindah ke belakang rumah Juru Kunci, setelah itu, ditahi yang sama, 1964, datang lagi mimpi ke juru kunci lewat mimpi ingin dipindah ke tempat saat ini, dan itu bisa kita lihat langsung". Ucapnya.
Setelah itu, tim dari SMA N I Cepu menuju Tepi Bengawan Solo, tempat pertama Mbah Ndoro Balun dimakamkan, dimana saat ini sudah ada tanda Tugu yang dibawahnya terdapat Simbol Bintang Segi 5, dan di bangun oleh Jendral Purn Kopassus Sunarto, saat itu.
Setibanya di Tugu tersebut, Advokat Budi Prayitno S Hi juga menambahkan, "Dulu saat saya kecil, sekitar tahun 1985 an, saya masih ingat diajak nenek saya naik perahu, dari Balun Saudagaran, yang lewat Sungai Bengawan Solo ini, tapi saya tidak ingat berapa bayarnya saat itu, perahunya sekitar panjang 15 meteranlah, juga memuat hewan seperti sapi, kerbau dan kambing, selain ada juga kayu dan genteng". Ceritanya
Setelah dirasa cukup untuk mendokumentasikan awal makam Mbah Ndoro Balun, kemudian melihat makam ke 2, yang berada dibelakang rumah juru kunci situs Mbah Ndoro Balun.
Saat sampai ditempat ke -2, Pendamping Hukum Situs Mbah Ndoro Balun pun bercerita, belum lama di sekitar tempat Makam ke 2 Mbah Ndoro Balun pernah dicoba membangun pasar barang antik, namun karena satu dan lain hal belum dilanjutkan kembali.
Kemudian, melihat budidaya Tawon Klanceng yang ada di Situs Mbah Ndoro Balun.
Setelah melihat tempat budidaya Tawon Klanceng, melanjutkan ketempat makam Mbah Ndoro Balun saat ini, saat akan memasuki area, ternyata ada Ketua RT setempat, yang sedang melintas, dan singgah di tempat Juru Kunci Situs Mbah Ndoro Balun.
Setelah bersilaturahmi dengan Ketua RT setempat, tim Peneliti dari SMA N I Cepu, melanjutkan ke Makam Mbah Ndoro Balun saat ini dan melihat Pohon Purba yang usianya hampir 500 tahun, yaitu Pohon Walikukun.
Pendamping Situs Mbah Ndoro Balun, dari Organisasi Kemasyarakatan PANI (Pasukan Adat Nusantara Indonesia) Provinsi Jawa Tengah, RB Suryono Mertakusuma menambahkan, "Alhamdulillah, saat ini rutinan di Situs Mbah Ndoro Balun sudah mulai bertambah, selama Juru Kunci Mbah Yono, Setiap Malam Jum'at Kliwon ada Manaqiban, dan Malam 1 Muharram ada Jamasan Pusaka Tunduh Rambat, dan saat ini sudah terdaftar di Menkumham RI untuk Jamasan Pusaka nya". Pungkasnya.