Laporan Redaksi
Salatiga, PANI News.- Presiden UNIMA Indonesia menghadiri Pentas Wayang Santri dengan dalang Ki Haryo Susilo Entus Susmono di UIN Salatiga pada 22/3/2024.
Acara pentas ini berlangsung di Auditorium UIN Salatiga, dan dihadiri oleh para Pejabat Kota Salatiga, diantaranya Pejabat Walikota, Kapolresta, Dandim, serta Rektor UIN yg diwakili oleh Warektor beserta jajarannya, Dinas Kebudayaan, Pepadi Jawa Timur, para mahasiswa dan undangan lainnya.
Foto : Ki Haryo Susilo Entus Susmono (memegang wayang Joko Tingkir) dan Presiden UNIMA Indonesia, Dubes Dimas Samodra RUM (di sebelahnya)
Pentas Wayang Santri dengan dalang Ki Haryo Susilo Entus Susmono ini membawakan lakon Joko Tingkir.
Dalam kesempatan memberikan kata sambutan, Presiden UNIMA Indonesia, Dubes Dimas Samodra RUM antara lain menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan yg tinggi kepada UIN yang telah memfasilitasi dan mengizinkan dipakai sebagai tempat (venue) bagi berlangsungnya Peringatan "Hari Wayang Dunia ke-21" yg ditandai dengan acara pergelaran wayang, drama tari, paduan suara dan pembukaan. Disampaikan pula bahwa pemilihan Kota Salatiga sebagai " Venue" didasarkan pada pertimbangan bahwa Kota Salatiga adalah kota dengan kehidupan toleransi ummat beragama masyarakat yg cukup tinggi dan maju dalam kehidupan budayanya.
Dalam pada itu, Walikota Salatiga yang diwakili oleh Pj. Walikota dalam sambutan pembukaannya antara lain menyatakan gembira dan mendukung kegiatan Peringatan Hari Wayang Dunia ini diselenggarakan di Salatiga. Dengan kegiatan seperti ini diharapkan bahwa masyarakat penonton terutama generasi mudanya akan lebih mencintai wayang sebagai warisan budaya kita yang "adi luhung".
Lebih lanjut Presiden UNIMA Indonesia menambahkan bahwa Hari Wayang Dunia 21 Maret ini diperingati diseluruh dunia. Oleh karena itu pergelaran wayang yg ditampilkannya berbeda-beda di setiap negara. Namun tema yg diusung sama diseluruh dunia yaitu " Wayang dan Perubahan Iklim'. Oleh karena itu wayang yg ditampilkan juga selaras dgn perubahan iklim dan pelestarian alam seperti Wayang Kancil dan Wayang Santri.
Mungkin bapak ibu baru mendengar nama UNIMA Indonesia, UNIMA merupakan singkatan dari "Union Internationale de la Marionette" atau jika dalam bahasa Indonesianya "Perserikatan Wayang Internasional/Dunia" yang berpusat di kota Charleville Mezieres, kurang lebih 200 km dari Paris. Anggotanya saat ini kurang lebih 100 negara termasuk Indonesia.
Di Indonesia saat ini, kurang lebih ada 60 jenis wayang, dari semua jenis wayang itu ada beberapa yang hampir punah. Oleh karena itu kehadiran dari berbagai organisasi wayang termasuk UNIMA salah satunya adalah melestarikan dan memajukannya. Apalagi dengan adanya pengakuan UNESCO tahun 2003 lalu bahwa wayang Indonesia itu merupakan "a Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity" maka menjadi kewajikan kita semua bangsa Indonesia untuk turut melestarikan, mengembangkan dan memajukannya.
Dalam rangka memajukan dunia pewayangan di Indonesia, Pemerintah Indonesia melalui Keppres No.30 tahun 2018 telah menetapkan tgl 7 November diperingati sebagai "Hari Wayang Nasional". Dengan adanya dua dokumen hukum ini maka sudah tidak diragukan lagi mengenai perlunya upaya pelestarian dan pemajuan wayang kita". Demikian ungkapnya.