Blora, PANI News.- Liputan khusus tentang Sejarah Majapahit di Masjid Agung Demak yang pada 4/1/2023.
Ketua Pasukan Adat Nusantara Indonesia (PANI) Provinsi Jawa Tengah, Suryono melalui pesan WhatsApp nya, menuliskan, "Saat saya bertemu petugas Museum Masjid Agung Demak, RE Edi S, saat di ruangannya, mengatakan, "Di Museum ini, yang tersimpan benda-benda arkeologi, sebagai bukti khasanah budaya zaman' Wali Songo' dan mempunyai nilai historis perkembangan Islam, gedung museum Masjid Agung Demak, di resmikan oleh Gubernur Jawa Tengah, bapak H. Bibit Waluyo pada hari Rabu, 16 Nopember 2011.
Ada beberapa peninggalan masa lalu yang hingga saat ini masih ada, diantaranya, Pintu Bledeg, Dampar Kencana dan Soko Guru.
Pintu Bledeg, merupakan ciptaan Ki Ageng Selo, pada zaman wali saat itu, konon beliau memiliki kesaktian dapat menangkap petir, pada saat ditangkap sempat digambarkan saat itu seperti naga, kemudian dibuatkan lah pintu masuk Masjid Agung Demak dengan ukuran Condro Sengkolo yang berbunyi, Nogo Mulat Siro Wani, bermakna tahun 1388 saka atau 1466 Masehi, atau 887 Hijriyah, yang diprediksi ebagai peletakan batu pertama pembangunan Masjid, dan karena daun pintu yang terletak di tengah masjid, orang menamakan Pintu Bledeg.
Kemudian Dampar Kencana dan Soko Guru, adalah benda arkeoligi peninggalan Majapahit pada abad XV, konon ini hadiah untuk R. Fatah yang menjadi Sultan Demak ke I, dari Ayahandanya, yaitu Prabu Brawijaya Kertabumi V/R. Kertabumi pada tahun 1475. Prabu Kertabumi melantik Raden Fatah menjadi Adipati Notoprojo di Glagah Wangi Bintoro Demak.
Konon hadiah Dampar Kencana dan Soko Guru, saat ini sudah dialihfungsikan, Dampar Kencana menjadi Mimbar Khotbah, dan Soko Guru menjadi Serambi Masjid Agung Demat atas saran R Fatahillah Khan kepada Sultan Demak ke III/R Trenggono saat itu". Tulisnya.