Notification

×

Iklan

Iklan

SEJARAH WRINGIN SETO BLORA, PERAIH PIAGAM PENGHARGAAN PERINTIS LINGKUNGAN DARI GUBERNUR

Sabtu, 10 Desember 2022 | 11.53 WIB Last Updated 2022-12-10T04:53:31Z
Laporan Redaksi

Blora, PANI News.- Liputan langsung Cagar Alam dan Cagar Budaya Wringin Seto, yang pernah meraih piagam penghargaan Perintis Lingkungan dari Gubernur Jawa Tengah, 2 kali berturut - turut ditahun 1994-1995,  yang beralamatkan di Desa Soko Kecamatan Jepon Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah, pada 9/12/2022.
Kabar tersebut, langsung disampaikan kepada Ketua Pasukan Adat Nusantara Indonesia (PANI) DPD I Provinsi Jawa Tengah, Suryono, saat berkunjung Pertapaan Wringin Seto pada 9/12/2022, melalui keluarga Koesoemo Soerodiningrat Soewardi, Eka Agus Tijuana Budi atau biasa disapa, Agus.
Dari penelusuran paninews.com, melalui Wikipedia, penjelasan tentang Kalpataru adalah penghargaan yang diberikan kepada perorangan atau kelompok atas jasanya dalam melestarikan lingkungan hidup di Indonesia. Kalpataru sendiri adalah bahasa Sanskerta yang berarti pohon kehidupan (Kalpavriksha).

Sedangkan dalam Piagam yang didapat dari Gubernur Jawa Tengah pada Tahun 1994 & 1995 tertulis sebagai 'Perintis Lingkungan' yang berarti, "Diberikan kepada warga masyarakat, bukan pegawai negeri dan bukan pula tokoh dari organisasi formal, yang berhasil merintis pengembangan dan melestarikan fungsi lingkungan hidup secara menonjol luar biasa dan merupakan kegiatan baru sama sekali bagi daerah atau kawasan yang bersangkutan". Tulisnya.

Agus bercerita, saat itu, "Perjuangan Beliau saat itu, keluar rumah untuk menanam pohon hanya membawa cangkul, mulai dari jam 06.00 sampai jam 18.00, setiap hari, sampai seperti sekarang ini, membangun rumah dan tempat pertapaan juga sendiri, sampai pada suatu saat ada pengunjung yang datang, barulah mulai ada kadang kadang yang ikut membantu membangun, sampai mendapat Piagam Kalpataru, dari Gubernur Tingkat I Jawa Tengah pada tahun 1994 & 1995, dengan Gubernur saat itu Soewardi.

Sedangkan untuk nama Wringin Seto, itu artinya sulit sulitnya lelaku ya kebenaran itu, atau menuju kebenaran yang sejati, jadi tidak gampang, harus berjuang dengan sesungguhnya, dan harus sungguh sungguh.

Dan gangguannya untuk kebenaran itu macem macem, tapi disimboliskan sebagai beringin putih, yang bisa untuk berteduh, bagi siapa saja juga bisa, orang jahat maupun orang baik, sama saja, orang kaya orang miskin, kepengin berteduh juga bisa, yaitu di Wringin Seto, dihapalkan Lo Yo, jangan sampai tanya lagi, pohon beringin ya mana, ko ga ada, itu salah kaprah, tapi tidak apa apa.

Selain itu Wringin Seto juga bermakna, wit white ngilmu nujuning bebecik, atau menuju kebenaran yang sesungguhnya, dan kebenaran yang mutlak datangnya dari Tuhan Yang Maha Esa". Ungkapnya.

Sedangkan menurut Ketua PANI JATENG, Suryono, "Tempat Pertapaan Wringin Seto sangat istimewa, bila sudah sampai dihalaman  kediaman pak Agus, langsung terasa udara seperti suasana di pegunungan pada umumnya, menurut pak Agus, tempat ini sudah masuk kriteria Cagar Alam dan Cagar Budaya, tapi tidak tau lagi kabarnya sekarang seperti apa tentang hal tersebut, sedangkan untuk rutinan di bulan Sura, hingga saat ini, menurutnya masih dilaksanakan, dengan pengunjung hampir seluruh provinsi di Indonesia ada, bahkan ada juga yang datang dari luar negeri.

Dan atas nama PANI DPD I Provinsi Jawa Tengah, siap mendukung pelestarian Cagar Alam dan Cagar Budaya ditempat tersebut". Pungkasnya.
×
Berita Terbaru Update