Jurnalis : Khasirin
Indramayu, PANI News.- liputan langsung di Situs Cagar Budaya Pajimatan Desa Tinumpuk Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu Jawa Barat pada 13/10/2022.
Menurut sesepuh setempat, Burhanudin : Pajimatan adalah situs peninggalan yang ditanam disini, dan jimat tersebut dari Syech Sultan Maulana Muhammad Syahrudin atau yang dikenal dengan Sultan Matanghaji, beliau adalah keturunan dari Syech Maulana Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.
Dan walaupun Desa Tinumpuk masuknya Indramayu, tapi saat itu menganutnya ke Kesultanan yang dipegang Sultan Matanghaji, maka disitu dinamakan Desa Tinumpuk.
Dulu desanya bukan desa tinumpuk, tapi desa kembangsari, dan ada dibagian barat, terus disuruh pindah kesini, diperintahkan oleh Sultan Matanghaji, sekitar tahun 1870, itu kenapa dinamakan Desa Tinumpuk.
Karena waktu itu hanya Desa Tinumpuk, yang tidak mau tunduk pada belanda, dan tetap setia pada Sultan Matanghaji, sedangkan tetangga desa ada gereja peninggalan belanda, waktu itu hingga saat ini.
Kalau Pajimatan, sekitar tahun 1827 an, waktu diserang oleh cangkingan, yang intinya salah paham, dan banyak tragedi saat itu, makanya ditanamlah jimat itu, makanya di desa manapun, saya belum mendengar ada desa yang desanya ada gedung jimatnya.
Cuma disini saja, dan bertepatan disini tengah tengah desa, sebelum diambil tanah yang ditimur itu, kalau diukur ke barat, satan dan utara, tengahnya ya disini.
Tentang sudah ada tulisan Cagar Budaya, saya belum mengerti, tetapi waktu itu sudah pernah ada yang datang dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang datang kesini, namun sampai saat ini belum tau kabar selanjutnya.
Harapan saya, tempat Cagar Budaya atau Pajimatan ini, dapat lebih diperhatikan oleh pemerintah, karena tradisi budaya kalau bukan kita yang menjaga, siapa lagi, karena kalau sudah hilang budaya tradisi di Nusantara ini, khususnya di Desa ini, maka akan mudah diombang ambingkan, atau diluluhlantakan, makanya penting.
Selain itu, tempat ini marilah dihidupkan lagi, karena sudah banyak karomah yang sudah dirasakan masyarakat sekitar, sedangkan untuk kegiatan rutinan, bagi yang ingin ikut, silahkan datang setiap malam jum'at, untuk doa bersama, ada juga setiap malam rabu kliwon, dan malam rabu wage.
Pada malam rabu kliwon, kita ada doa bersama dan santunan anak yatim/piatu, sedangkan malam rabu wage, kita juga doa bersama sekaligus santunan anak binaan atau anak terlantar, atau menurut orang jawa sedekah atau baritan, dimana tradisi tersebut, sudah ada sejak dulu, saat ini hanya melanjutkan". Ungkapnya.
Seperti terlihat, foto Pusaka yang ada didalam Gedung Pajimatan, Foto kunjungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata saat itu.
Dan pantauan langsung paninews.com, fasilitas yang ada saat ini, tempat parkir, pendopo, musholla, toilet, dan juru kunci yang ada setiap saat.