Blora, PANI News.- Panglima Laskar Agung Macan Ali Nuswantara atau biasa disebut LMA (Laskar Macan Ali) Kesultanan Cirebon dari Kabupaten Blora, Suryono ikut serta dalam rapat persiapan pengukuhan KSBN Kabupaten Blora pada 30/5/2022.
KSBN (Komite Seni & Budaya Nusantara) Kabupaten Blora merupakan organisasi yang ada juga seperti di kabupaten lain di Jawa Tengah.
Seperti yang dikatakan Kepala DINPORABUDPAR (Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata) Kabupaten Blora, Kunto Aji, "Saya berharap KSBN ini nantinya dapat bermitra dengan DINPORABUDPAR dalam rangka, ikut serta Sesarengan Mbangun Blora". Ungkapnya.
Sedangkan, menurut Panglima LMA Blora Suryono, kepada paninews.com mengatakan, "Saya sangat bersyukur dengan terdaftarnya nama saya dalam kepengurusan KSBN Kabupaten Blora.
Apalagi satu tugas dengan sesepuh sedulur sikep dari Desa Sambongrejo, Mbah Pramugi.
Tapi saya heran, kenapa hanya saya dan Mbah Pramugi saja ya yang memakai baju adat khas Blora, sangat disayangkan menurut saya pribadi, bagaimana mungkin adat ataupun istiadat akan tetap ada, bila simbol budayanya saja tidak mau memakai.
Saya memang bukan lahir di Blora, tetapi leluhur ada di Blora, orang makam nenek saya aja ada di Blora, dan itu fakta, tapi yang jelas saya bangga, memakai baju khas Blora atau Baju Samin orang lebih mengenalnya.
Terlebih lagi dengan memakai udeng, ada satu cerita yang sangat istimewa menurut saya, pada suatu hari, ketika saya ikut bersama salah satu ormas yang berkantor di Jakarta saat itu.
Saya dan anggota tersebut masuk ke Kantor Staf Presiden, kebetulan saya sebagai tim publikasinya, di ring terakhir pemeriksaan paspamres, saya ditanya oleh petugas tersebut, "Dari mana mas", saya jawab, "Dari Blora pak", eh petugas tersebut bertanya lagi, "Bloranya mana", saya langsung jawab, "Cepu", sekaligus saya tanya balik sebelum petugas tersebut bertanya, "Bapak dari Blora ya, "Iya", kemudian saya tanya lagi, "Bloranya mana", terus bapak tersebut bilang, "Kedungtuban", namanya siapa pak, "Tulus". Jawabnya.
Itulah sedikit cerita tentang udeng yang saya pakai, meskipun sering dibilang dalang, dukun dan lain lain, bagi saya bisa memakai udeng ibarat memakai mahkota yang tidak semua orang mampu memakainya di setiap apapun". Ceritanya.