Blora, PANI News.- Liputan langsung tentang sejarah wayang krucil dan pusoko untug segoro/pusaka buih samudra pada 23/5/2022.
Ketua Pasukan Adat Nusantara Indonesia (PANI) Desa Mulyorejo Kecamatan Cepu Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Solikin berkunjung ke salah satu sesepuh adat PANI DPD I Provinsi Jawa Tengah, Mbah Mamik biasa dipanggil.
Ketua PANI Desa Mulyorejo, Solikin kepada paninews.com pada 25/5/2022 mengatakan, "Kemarin, saat saya berkunjung kerumah salah satu sesepuh PANI DPD I Provinsi Jawa Tengah, Mbah Mamik, banyak cerita yang belum pernah saya dengar sebelum saya berkunjung kerumahnya, diantaranya tentang sejarah wayang krucil dan pusoko untug segoro/buih samudra.
Tentang sejarah wayang krucil ternyata sangat luar biasa, karena dari yang saya dengar, dari bentuk layar maupu wayangnya berbeda dengan bentuk wayang kulit pada umumnya.
Diantara perbedaan itu adalah, jika wayang kulit terbuat dari kulit, untuk wayang krucil terbuat dari kayu.
Begitu juga dengan layarnya, memang sama sama dari kain, namun untuk wayang krucil ditengah layarnya berlubang, jika wayang kulit tidak.
Sedangkan jika wayang kulit untuk menancapkan pegangan wayang menggunakan batang pohon pisang, wayang krucil menggunaksn kayu.
Ada satu hal lagi yang menarik, untuk wayang krucil, wayangnya sudah menggunakan sepatu, sedangkan wayang kulit tidak, sayangnya waktu itu tidak sempat menanyakan lebih dulu mana, antara wayang kulit dan wayang krucil.
Tapi dari cerita Mbah Mamik, jika Wayang Krucil biasanya banyak bercerita tentang Damar Wulan, Jika Wayang Kulit tentang Mahabrata dan Ramayana.
Untuk saat ini, jika ingin melihat pentas wayang krucil bisa datang langsung ke acara manganan/tasyakuran di Situs Janjang dan Makam Mbah Mayrah.
Berlanjut ke sejarah berikutnya, yaitu tentang pusoko untug segoro/buih samudra yang diciptakan oleh empu Ramayadi.
Sebelum bercerita tentang Empu Ramayadi, terlebih dulu saya ceritakan tentang Empu Supo, salah satu Empu yang luar biasa, bagaimana tidak, membuat keris hanya dengan pejetan jari saja, ada lagi tambahan yaitu kristal kristal yang berbahaya, yang digabungkan menjadi maha karya yang bernama Keris, luar biasa, jawab saya waktu itu, "Ya, leluhur kita itu hebat hebat", Tambah Mbah Mamik saat itu.
Bila Empu Supo membuat keris dengan pejetan jari, kali ini, membuat pusaka dari untug segoro/buih samudra, bentuknya seperti apa, ya itu yang sampai saat ini saya belum pernah melihatnya, hanya cerita turun temurun yang saya dapat, (ucap Mbah Mamik). Ungkapnya.